Aku suka melakarkan romatisme dalam kehidupan. Mencipta rona bernuansakan romantika. Tapi ada sesetengahnya suka bersikap sinikal, menjadi egois terhadap aku yang sedang menciptakan ritma kebahagiaan. Aku rela memikirkan soal diri yang tak kesudahan... Memikirkan masa lalu pastinya mewujudkan resah... Jadi biarkan soal itu. Sudah ku tanamkan sebagai rahsia... Hanya ku buka bila ada bertanya.
Dalam hidup membayangkan tiap-tiap waktu ku berdiri atas nyata, pastinya Tuhan utuskan manusia untuk aku kenal. Dia hantarkan untuk ku supaya kenal dan pelajarilah hati manusia bernama wanita. Saat bertemu waktu... Waktu bertemu hari... Hari bertemu bulan... Bulan bertemu tahun... Sepanjang kembara 365, saban tahun aku pelajari dari orang berbeza. Aku tak memilih, cuma ku tunggu keizinan dariNya. Semua manusia harus faham dasar Tuhan yang terutama, Jodoh. Dia mempertemukan dan memisahkan kita dengan seseorang adalah bersebab.
Utusan Tuhan bernama wanita pastinya mendebarkan hati setiap lelaki. Pastinya penerimaan dan interprestasi juga berbeza. Bergantung pada setiap orang yang mengalami. Adakah cepat menangkap cinta atau sebaliknya. Naluri dibekalkanNya saja mampu menjawab persoalan ini.
Emosi, mentaliti dan nafsu; Tiga perkara terpenting dalam soal mengawal diri bila hanyut dalam asmara. Situasi bila seseorang berada dalam keadaan ini, perlu penilaian yang baik. Kuasa pancaindera perlu kuat supaya tak tersilap menilai. Untuk apa kecewa seperti orang gila bila perhubungan tak kekal lama? Semua atas dasar Tuhan. Dia tentukan untuk kita. Jelasnya aku sedar hal itu.
Perlu ditekankan di sini, bila gagal tak usah timbul ungkitan lama. Itu memburukkan lagi keadaan. Oleh itu, harus positif, percaya akan ada yang lebih baik untuk kita. In Shaa Allah.